Puisi ku ” Gelisah di Subuh Ramadhan “
Saat katup mata
Terbuka
Riuh suara sahur
Dari para pengingat waktu
Dan aku
Terjaga menuju meja
Yang nampak masih kosong
Sahur dalam keterbatasan hidup
Sementara
Sang penguasa
Masih sibuk dengan mimpinya
Merajut harapan
Di sela kecurangan
Tak peduli kami lapar
Gelisah di subuh Ramadhan
Gejolak berontak
Teriak tak bersuara
Hanya jiwa yang membara
Ingin kembalikan
Rasa damai
Di negeri yang kaya
Untuk kita semua
Bukan untuk asing dan aseng
Subur makmur tnggal kalimat
Kami terkubur serasa kiamat
Gundah itu ada
Kala semakin sulit menghimpit
Jerit jerit rongga yang dahaga
Tangan terkepal di Ramdahan
Merebut kembali kemerdekaan sejati
Dari serakahnya oligarki
Dan tahta dinasty
Mesti harus mati
Kita bangga
Selamatkan warisan negeri
Untuk generasi
Gelisah di subuh Ramadhan
Pujangga Renta
Irsyamba