GUGURNYA RANGGA LAWE
Bala tentara Majapahit yang dipimpin Nambi sampai di Sungai Tambak Beras. Ia tak dapat melanjutkan penyerbuan ke Tuban mengingat sungai sedang pasang.
Mata-Mata Tuban memberitahukan hal tersebut Pada Ranggalawe. Mendengar kabar ini Lawe tersenyum, sebab Sungai itu rupanya berpihak padanya, seperti menjadi benteng dadakan bagi Tuban.
Tidak mau negerinya yang diserang, Lawe Justru menyongsong Pasukan Majapahit di Sungai Tambak Beras, akibatnya Pasukan Majapahit pimpinan Nambi itu jatuh mentalnya, mengingat Lawe sendiri mantan Panglima mereka ketika menghancurkan Jayakatwang. Lawe begitu mengerikan bagi mereka.
Tentara Tuban datang dengan gemuruh, langsung menyerang dan menerobos Tentara Majapahit Pimpinan Nambi. Mulanya Pasukan Lawe pada perang pertama dapat dikalahkan, akan tetapi pada perang kedua Nambi yang hanya pintar pada teori perang itu kalang kabut menghadapi Lawe. Nambi beserta pasukannya kemudian mundur menjauh dari Sungai Tambak beras.
Melalui utusannya, Raden Wijaya mengetahui jika sebagian tentara Majapahit telah tewas ditangan Tuban, tidak mau martabat negara yang baru mereka bangun hancur, Raden Wijaya bertolak ke Tambak Beras dengan kekuatan militer penuh, didampingi oleh Panglima-Panglima handal Majapahit lainnya, salah satunya Kebo Anabrang.
Nambi sumringah mengetahui datangnya bantuan. Perang ketiga kemudian pecah kembali, lokasi masih disekitaran Sungai Tambak Beras. Dalam perang kali ini, meskipun Lawe dikepung dari segala arah, masih sulit ditaklukan, pada perang ketiga banyak tentara dikedua belah pihak yang gugur.
Banyaknya Korban Jiwa membuat Raden Wijaya Prihatin, sebab sejatinya keduanya adalah sama-sama Pejuang yang dahulu mendirikan Majapahit.
Raden Wijaya yang mengetahui jika watak Lawe sedikit gegabah dan mudah terpancing emosi, memainkan taktik, yaitu menjebak Lawe dalam pertempuran Sungai. Raden Wijaya memerintahkan Kebo Anabrang untuk memancing emosi Lawe.
Kebo Anabrang menantang duel Lawe di Sungai, tantangan itu jelas membuat Lawe emosi, sehingga dengan kudanya ia melesat ke Sungai menuju Kebo Anabrang, namun belum juga dapat menerjangnya, Lawe terpeleset dan terjebur di Sungai.
Kebo Anabrang yang memang seorang Panglima laut, yang ahli dalam duel air mudah saja menghabisi Lawe, Lawe ditenggelamkan oleh Kebo Anabrang sehingga kehabisan nafas, Rangga Lawe-pun akhirnya gugur.
Red