*MUTASI DAN HIKMAH DIDALAMNYA.*
Seperempat abad yang lalu *Dadap* pernah mengalami mutasi atas pengajuan sendiri, karena posisi yang kata teman teman paling basah itu penuh dengan sesuatu yang kurang bagus hematnya. *Dadap* minta dipindah ke posisi yang sama sekali tidak ada anggaran kecuali untuk ATK.
Hikmah dimutasi ke jabatan minim anggaran itu *Dadap* ternyata punya luang waktu untuk merapihkan ruangan, admintrasi, membaca dan koordinasi dengan para pihak secara tupoksional bahkan sering mendapat job talentanya sebagai pembawa acara di kantor.
Hikmah lainya *Dadap* dipromosikan naik esselon bukan atas permintaan dirinya, KKN apalagi ambil madzhab jilatis.
*Dadap* berpandangan bahwa penilaian dan kepercayaan pimpinan itu lebih terdasari atas semangat aparatur dalam menjalankan tugas dan perintah dengan tegak lurus.
Beberapa tahun kemudian *Dadap* dimutasi dan sering terus dimutasi hingga ahirnya promosi menjadi kepala kantor sekaligus menjadi penentu kebijakan di institusi vertikal daerah.
Tentu nuansa pengalaman dan konsistensi keberpengadian dalam bingkai sigap berpelayanan terbaik menjadi spirit pesan yang ditanamkan kepada para yunior dengan semangat optimisme bahwa yang terbaik diantara kita adalah mereka yang ikhlas berpengabdian dan berpelayanan serta cerdas memanusiakan manusia atas nama negara.
Jika ada tuduhan bahwa pelayanan lebih berpihak kepada mereka yang miliki status sosial tinggi, itu dibantah oleh *Dadap* dengan slogan *Yassiru wa la tu’asiru…jika dapat dipermudah jangan dipersulit*.
*Dadap* yang dikenal miliki karakter jelas, tegas dan berintegritas itu pernah meraih predikat pegawai teladan, sehingga anugerah itu membuat dirinya malu apabila terlambat datang, bersantai, rendah disiplin dan lemah tanggungjawab.
*Dadap* berpemikiran merendah bahwa jika jabatan seseorang naik, janganlah keangkuhan dan jual mahal tetiba ikut naik.
Tetaplah bersahaja, tetap senyum sapa dan salam serta wajib terus menyadari bahwa semakin naik kedudukan maka semakin tinggi pula rakyat memberi kesejahteraan melalui negara. Maka pegang kokoh komitmen bahwa rakyat itu raja dan penguasa sesungguhnya, sedangkan pegawai itu tiada lain pelayan yang di-istimewakan.
*H.Yusron Kholid, M.Si*.
Pembina Majelis Ta’lim As-Sa’adah, Kuningan
.