Yusron ; TERIMAKASIH PAK BUPATI KUNINGAN.
Alhamdulillaah bapak Dr.H.Dian Rachmat Yanuar M.Si dalam kafasitasnya sebagai Bupati Kuningan telah meresmikan jalan baru dari mulai Tugu Ikan desa Sampora kecamatan Cilimus hingga simpang tiga desa Ancaran kecamatan Kuningan dengan nama EYANG KYAI HASAN MAULANI.
Tentu masyarakat Kuningan sangat menyambut dengan sukacita dan penuh rasa syukur atas langkah mulia Bupati Kuningan memberikan penghargaan serta penghormatan yang tinggi kepada Eyang Kyai Hasan Maolani sebagai ulama pejuang pituin Kuningan yang sangat berpengaruh di Tatar Sunda dan sebagian wilayah Jawa.
Pemberian nama jalan terbesar dan terpanjang di kabupaten Kuningan (13.7 KM) merupakan momentum bersejarah bagi masyarakat Kuningan khususnya bagi kami segenap keluarga besar nasab atau dzuriyyah Eyang Kyai Hasa Maolani yang secara demografis dan kewilayahan keturunannya banyak tersebar di daerah Jawa Barat, Jakarta Banten, Jawa Tengah serta diluar jawa.
Sebagai warga daerah sekaligus cicit ke-lima Eyang Hasan Maolani sungguh bersyukur disertai ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada bapak Bupati Kuningan yang telah menorehkan kearifan spiritual dan sosialnya dalam bingkai kebangsaan.
Secara sosiologis, politik dan teologis, Eyang Kyai Hasan Maolani bukan semata leluhur dari dzurriyah atau keturunannya, namun sosok ulama pejuang yang oleh sejarawan Belanda disebut TIGA GOEROE JAWA – GWJ. Drewes, Drie Javaansche Goeroe’s – Hun Leven Onderricht En Messiasprediking – 1925 sekaligus aset kesejarahan bangsa Indonesia.
Eyang Kyai Hasan Maolani yang lahir di Lengkong Kuningan pada hari Senin 22 Mei 1782 M dan wafat dalam status tahanan pemerintah kolonial di pengasingan pada 29 April 1874 adalah sosok ulama besar yang membentengi aqidah ummat, pendidik para santri, peneguh thoriqoh Sathoriyah, pengajar ilmu pertanian, ilmu beladiri serta pejuang pergerakan yang sangat berani menolak dan melawan tata aturan pemerintahan kolonial yang nyata nyata merugikan warga pribumi.
Atas dasar perlawanan itu, pada tahun 1841 Eyang Kyai Hasan Maolani dibujuk oleh kolonial dalam sebuah pertemuan rekayasa di Cirebon agar menghentikan segala macam bentuk perlawanan. Namun Eyang Kyai Hasan Maolani tetap menolak hingga ahirnya ditahan selama 3 bulan pada usia 59 tahun.
Oleh karena selama ditahan di Cirebon banyak penjenguk dari keluarga, para santri dan ulama daerah maka Eyang Kyai Hasan Maolani dipindahkan ke Batavia dan ditahan selama 4 bulan.
Ketika ditahan di Batavia lebih banyak lagi penjenguk dari para ulama Jawa bagian barat, ahirnya pemerintah kolonial merasa keberatan karena dapat dimungkinkan melahirkan perlawanan phisik, maka Eyang Kyai Hasan Maolani dibuang ke pulau Kaima daerah Ternate selama 100 hari, kemudian Eyang Kyai Hasan Maolani dipenjarakan di kampung Tondano daerah Menado Sulawesi Utara sebagai tahanan negara hingga ahir hayatnya.
Kami mengapresisasi perhatian bapak bupati Kuningan yang tidak hanya dalam bentuk pengakuan dan penghargaan atas jasa besar Eyang Kyai Hasan Maolani, lebih dari itu semua, pak Bupati telah memuliakan ulama pejuang sebagai warotsatul anbiya, yang insya Alloh bernilai berkah bagi ke-khidmatan pembangun manusia khususnya di daerah.
Begitupula kami sungguh bersyukur atasnama dzuriyyah sekaligus warga daerah ketika pak bupati siap komitmen untuk membantu memperjuangkan Eyang Kyai Hasan Maolani sebagai Pahlawan Nasional.
Kemudian dari itu, kami haturkan pula rasa syukur serta apresiasi yang tinggi kepada bapak Dr.H. Dian Rachmat Yanuar M.Si dalam kafasitasnya sebagai bupati Kuningan yang telah mengagendakan program pelestarian budaya yang diantaranya siap menjadikan benda benda peninggalan, manuskrif serta Saung Petilasan atau rumah keramat Eyang Kyai Hasan Maolani yang bernilai sejarah, sebagai situs edukasi kesejarahan sekaligus area wisata religi daerah.
Semoga kebaikan bapak bupati serta para pihak terkait, terhadap penghormatan, penghargaan serta pemuliaan Eyang Kyai Hasan Maolani, dicatatkan sebagai amaliyah hasanah disertai permohonan doa, semoga kita semua khususnya dzurriyah EYANG KYAI HASAN MAOLANI dapat meneladani semangat juang serta amaliyah hasanahnya
Kuningan, 30 April 2025.
H.Yusron Kholid, S.AG. M.Si bin kyai M. Oban Shobari bin kyai Djamali bin kyai Ijmali bin kyai Imamuddin bin Eyang Kyai Hasan Maolani.
red