Kabinet Jokowi pecah setelah keberpihakan Jokowi pada salah satu Capres/Cawapres di Pemilu 2024
Jakarta,Aktualid.net
Ucapan Jokowi bahwa presiden boleh berkampanye dan berpihak, kian memicu gejolak di internal kabinetnya—yang belakangan terindikasi tak lagi solid. Sejumlah menteri yang tak terafiliasi dengan capres-cawapres 02 (Prabowo-Gibran) disebut-sebut merasa gerah. Mereka berancang-ancang mundur dari kabinet.
Pakar politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menyebut kondisi kabinet saat ini seperti “bisul”—meledak atau bergejolak di dalam, tapi belum sampai meletup keluar. Menurut Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, “bisul” tersebut bisa pecah jika ada pemantiknya, misalnya ketika Mahfud MD, cawapres 03, nantinya melepas jabatan Menko Polhukam.
Sumber di lingkaran Istana tak menampik kemungkinan itu. Menurutnya, amat mungkin mundurnya Mahfud berefek domino, yakni diikuti menteri-menteri lain seperti Menkeu Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menlu Retno Marsudi, serta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki—yang kesemuanya dari kalangan profesional.
Sumber di lingkup Kemenkeu menyebut, niat hengkang Sri Mulyani dipicu oleh perintah tak logis agar kementeriannya menyediakan tambahan anggaran untuk program bagi-bagi bansos yang kini kian masif digalakkan Jokowi—konon tanpa banyak melibatkan Menteri Sosial Tri Rismaharaini yang notabene kader PDIP.
Padahal, APBN 2024 sudah diketok pada September 2023. Alhasil, Kemenkeu terus-menerus mengutak-atik anggaran untuk mencari pos-pos yang bisa direalokasi. Persoalan ini juga didengar ekonom senior INDEF Faisal Basri. Menurutnya, “Ada upaya menggunakan APBN untuk kepentingan yang tidak tercantum dalam APBN yang sudah diketok. Menteri Keuangan bak disuruh akrobat.”
Separah apa “bisul” di dalam kabinet Jokowi? Mengapa menteri-menteri teknokrat non-parpol juga ingin mundur?
📸: Dok. kumparan/Adi Wicaksono Prabowo./ Irman