Pasar generative AI di Indonesia diperkirakan telah menembus nilai US$ 212,6 juta pada 2023 dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 27%.
Pada 2024, perusahaan-perusahaan di Indonesia dinilai harus bisa menyertakan AI ke dalam organisasi secara efektif, sekaligus menangkap peluang dari tren-tren baru lainnya untuk mendorong pertumbuhan bisnis.
Dalam hal ini Cisco menjabarkan lima tren utama dalam bisnis dan teknologi yang akan membuka era baru bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
1. AI Berubah dari Teknologi yang Bagus untuk Dimiliki Menjadi Teknologi yang Wajib Dimiliki
Industri AI, yang diharapkan akan tumbuh dari USD 95,60 miliar menjadi USD 1,8 triliun pada tahun 2030, akan jadi salah satu pendorong utama ekonomi dunia di dekade berikutnya. Namun, sejumlah perusahaan belum sepenuhnya siap memanfaatkan peluang ini.
Menurut keterangan pers yang Tekno Liputan6.com terima, Kamis (18/1/2024), AI Readiness Index tahunan Cisco mengungkapkan hanya 1 dari 5 (20%) organisasi di Indonesia yang benar-benar siap untuk menjalankan dan memanfaatkan AI.
68% dari mereka bahkan mengakui kekhawatiran besar mengenai dampaknya terhadap bisnis jika mereka gagal mengambil langkah dalam 12 bulan mendatang.
Berita baiknya adalah ada urgensi untuk menggunakan AI dan sebagian besar perusahaan telah mengambil langkah pertama.
Semua organisasi di Indonesia melaporkan bahwa urgensi perusahaan untuk menggunakan teknologi AI meningkat dalam enam bulan terakhir.
Hampir semua (99%) organisasi sudah memiliki strategi AI yang kuat atau sedang dalam proses untuk mengembangkan strategi tersebut. Namun, ada kesenjangan yang cukup besar di antara pilar-pilar utama bisnis seperti infrastruktur, data, tata kelola, tenaga kerja, dan budaya.