SEJARAH WARKOP DKI
Dulu, nama Warkop DKI bukanlah seperti sekarang, tapi Warkop Prambors. Bermula dari acara radio Prambors Jakarta, yaitu ‘Obrolan Santai di Warung Kopi’, merupakan segmen radio yang digagas oleh Temmy Lesanpura, kepala produser hiburan di radio tersebut.
Jadi, pada tahun 1973, Temmy bertemu dengan Kasino, Nanu Mulyono, dan Rudy Badil. Ketiganya merupakan mahasiswa UI yang famous karena mereka suka melucu.
Temmy pun mengajak mereka bertiga untuk mengisi acara di radio setiap hari Kamis malam, dari jam 8.30-9.15 WIB. Mereka tidak dibekali materi, ataupun persiapan apapun. Mereka dibiarkan berkreasi secara bebas, karena dengan begitu mereka melawaknya jadi dari hati.
Segmen ini begitu digemari pendengar setia Prambors, sehingga ketiga pengisi acaranya beken dengan nama ‘Warkop Prambors’. Lawakan grup ini dikenal karena berbobot, nggak cuma asal cablak.
Satu tahun kemudian, Dono yang merupakan teman mereka juga di UI ikut bergabung. Pada tahun 1976, Indro yang merupakan anak Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila juga ikut meramaikan Warkop Prambors. Kelima orang ini membuat pamor segmen komedi di radio tersebut begitu digemari, hingga akhirnya ditawari untuk tampil di panggung, layar kaca, hingga layar lebar.
Sayangnya, Nanu Mulyono dan Rudy Badil mengundurkan diri. Setelah itu, nama grup mereka berubah menjadi Warkop DKI. Karena, kalau terus menggunakan nama Prambors, mereka akan terus terkena royalti.
Nama DKI sendiri sebenarnya singkatan dari Dono-Kasino-Indro, tapi bisa jadi plesetan juga dari DKI Jakarta. Personil tetap Warkop DKI pun berisi Wahjoe Sardono (Dono), Kasino Hadiwibowo (Kasino), dan Indrodjojo Kusumonegoro (Indro).
Walaupun sudah ditinggalkan oleh kedua anggotanya selama-lamanya, Indro masih terus menghidupkan Warkop DKI dengan membuat film “Warkop DKI Reborn” 1-2 yang diperankan oleh Abimana Aryasatya, Vino Bastian, dan Tora Sudiro, lalu ada special appearance dari Indro sendiri.
Irab 69