SUKU MANIPA
Suku Manipa adalah kelompok etnis yang berasal dari Pulau Manipa di Maluku, Indonesia. Secara administratif, wilayah yang dihuni suku Manipa termasuk kedalam kecamatan Kepulauan Manipa. Suku ini berkerabat dengan suku Wemale di dataran utama Pulau Seram, khususnya yang mendiami pesisir utara Seram Bagian Barat.
Kapitan Jonker, seorang bangsawan lokal dan serdadu VOC yang terkenal berasal dari suku Manipa. Jonker lahir di Pulau Manipa pada tahun 1620, dengan nama Achmad Sangadji Kawasa. Nama yang mengacu kepada seorang sangaji (jabatan penguasa lokal di Kepulauan Maluku) bernama Kawasa yang merupakan ayah kandung dari Jonker.
Masyarakat suku Manipa terikat oleh budaya yang disebut sebagai Haikalima dan Henaluaka. Budaya ini mengikat masyarakat yang memiliki bahasa dan karakter yang berbeda dalam satu jalinan persaudaraan. Budaya ini juga menjadi penentu perdamaian untuk meredakan jika kemungkinan terjadi konflik antara pribumi dan pendatang di Pulau Manipa.
Diantara masyarakat suku Manipa dan pendatang Buton juga lazim terjadi pernikahan, khususnya antara laki-laki Buton dan perempuan Manipa. Setelah menikah, laki-laki suku Buton tersebut kemudian akan menyandang marga suku Manipa. Proses penikahannya bersifat umum sebagaimana diatur dalam syariat Islam.
Masyarakat suku Manipa mayoritas merupakan penganut Islam Sunni. Di Pulau Manipa, Islam sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakatnya, salah satunya ialah tradisi pernikahan yang menggunakan syariat Islam. Islam disebarkan oleh Kesultanan Ternate yang pada abad ke-15 hingga ke-17 menguasai sebagian Kepulauan Maluku.
Masyarakat Manipa umumnya menggunakan bahasa Manipa sebagai bahasa utama mereka, yakni sebuah bahasa Austronesia dari Indonesia bagian timur. Selain bahasa Manipa, mereka juga menuturkan bahasa Indonesia dan Melayu Ambon saat berbicara dengan orang luar Manipa. Pada tahun 1981, penutur bahasa Manipa berjumlah sekitar 1.500 orang.