Jejak Peran Benyamin Sueb Dalam 5 Film Terbaik
Nama Benyamin Sueb kadung melekat di hati masyarakat. Selain sekitar 70 album musik populer, warisan terbesarnya juga berupa film yang ia perankan atau sutradarai sendiri. Setidaknya ada 55 film Indonesia antara tahun 1970 hingga 1989 yang melibatkan Benyamin Sueb.
Prestasi pria yang identik dengan suku Betawi ini tidak main-main. Ia pernah memenangi Piala Citra lewat film Intan Berduri (1972), hingga menjadi aktor dengan honor tertinggi di masanya lewat perannya di film Jimat Benyamin (1973).
Film-film yang diperankan Benyamin sudah hampir pasti populer. Diantara banyak judul, ada sejumlah film yang melegenda dan melekat di ingatan penonton Indonesia hingga hari ini. Berikut lima judul legendaris Benyamin Sueb Validnews rangkum dari berbagai sumber.
Intan Berduri
Film Intan Berduri (1972) diperankan Benyamin Sueb dan Rima Melati. Disutradarai Turino Djuanaidy, film ini berkisah tentang keluarga miskin yang mendadak kaya setelah menemukan intan seukuran kepalan tangan di sungai.
Para tetangga Jamal (Benyamin) dan istrinya, Saleha (Rima) kemudian ikut berbondong-bondong mencari intan di sungai. Setiap orang sampai mematok lahannya sendiri di sungai yang bisa disewakan kepada orang lain.
Benyamin dalam film ini menjelma seorang Betawi miskin yang tak siap menjadi orang kaya. Ia terpaksa kaya karena keadaan. Polisi datang untuk menginterogasinya, pengacara datang untuk mengajarkannya hidup sebagai orang kaya, para tetangga datang memasang muka manis tiap berpapasan.
Sampai akhirnya diketahui intan yang ditemukan Jamal dan Saleha adalah batu intan yang masih sangat muda dan belum siap ditempa. Akhirnya keluarga Jamal kembali menjadi keluarga miskin.
Film ini diperankan dengan baik oleh Benyamin. Sepanjang jalan cerita, ia melontarkan sindiran dan celetukan-celetukan khas Betawi, menyindir para tetangga, polisi hingga institusi negara.
Benyamin Biang Kerok
Benyamin Biang Kerok (1972) menceritakan si Pengki (Benyamin S), seorang supir yang jahil dan suka mengerjai majikannya. Pengki tampil sebagai sosok orang miskin yang ingin terlihat kaya dan selalu ingin dipandang sebagai tuan besar yang memiliki mobil dan rumah mewah.
Suatu hari, gadis yang digodanya diam-diam datang ke rumah mewah yang diakui Pengki sebagai rumahnya. Sampai di sini, tamatlah riwayat si Pengki. Pengki dipecat sang majikan, tapi hal itu tidak membuatnya kapok. Ia tetap usil ke mana pun ia pergi.
Benyamin Biang Kerok digarap apik atas arahan sutradara Nawi Ismail. Di film ini sosok Pengki benar-benar melekat dalam sosok Benyamin. Terutama bagi masyarakat yang mengenal Benyamin hanya lewat film-filmnya di televisi. Lewat film ini, Benyamin pun dikenang sebagai Si Pengki dalam dunia nyata.
Popularitas Benyamin Biang Kerok bertahan dari masa ke masa. Pada 2018 lalu, kisah ini kembali diangkat oleh sutradara Hanung Bramantyo. Ia memboyong aktor Reza Rahadian sebagai Benyamin.
Si Doel Anak Modern
Si Doel Anak Modern adalah film drama keluarga yang menjadi sekuel Si Doel Anak Betawi yang diproduksi tahun 1976. Film ini disutradarai oleh Suman Djaja, dengan Benyamin Sueb, Tutie Kirana dan Christine Hakim sebagai aktornya.
Si Doel Anak Modern diwarnai kisah cinta Si Doel (Benyamin) terhadap Kristin (Christine Hakim). Si Doel yang seorang miskin, mendadak kaya karena berhasil menjual tanah di Jakarta. Dengan sangat percaya diri ia menunjukkan kesuksesannya saat mencoba melamar Kristin. Namun ternyata, Si Doel salah menilai apa yang diinginkan Kristin: bukan harta, tapi kebaikan dan kesetiaan.
Film ini juga melibatkan vokalis God Bless, Ahmad Albar. Ia berperan sebagai pacar Kristin dan menjadi ‘lawan’ Si Doel dalam meraih hati Kristin.
Peran Benyamin dalam film ini mengantarkannya sekali lagi meraih piala Citra FFI tahun 1977 untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik.
Betty Bencong Slebor
Betty Bencong Slebor (1978) disutradarai sendiri oleh Benyamin. Ia pula yang bertindak sebagai Betty, waria yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga Bokir.
Betty kebetulan mendapat keleluasaan untuk keluar dan bepergian dari majikannya. Ia sering mencari hiburan malam, joget bersama Elvi (Elvi Sukaesih), hingga ditangkap polisi saat ada razia prostitusi.
Film ini menonjolkan kisah seorang waria yang bebas berekspresi sebagai dirinya sendiri. Ia mengamen ke sana ke mari untuk menyambung hidup, lalu bekerja lagi sebagai pembantu rumah tangga. Film ini populer karena kelucuannya, humor yang kadang mengundang gelak tawa, kadang mengundang perenungan penontonnya akan kehidupan.
Betty Bencong Slebor menuai banyak apresiasi karena kepiawaian Benyamin menghadirkan film dengan perspektif yang unik, melihat hidup dari sisi seorang waria atau wadam. Benyamin juga diapresiasi karena menerobos sekat-sekat tabu dalam isu gender melalui filmnya.
Benyamin Tukang Ngibul
Benyamin Tukang Ngibul (1975) menceritakan hidup Benny (Benyamin) yang pergi ke kota untuk mengadu nasib. Namun, bukan nasib baik yang didapat, ia malah kehabisan uang karena kalah berjudi. Dengan sisa uannya, Benny mencoba bersiasat.
Benny memulai hari-hari sebagai tukang kibul. Ia berjualan obat palsu yang ia beri label mujarab. Usaha mengibuli orang-orang ini berjalan beberapa waktu, hingga mengantarkan keuntungan bagi Benny. Namun, ketika mulai untung, ia malah ditangkap polisi karena cekcok dengan kawan-kawannya.
Film Benyamin Tukang Ngibul menyuguhkan penonton rangkaian kesialan yang mungkin terjadi dalam hidup siapa saja. Lewat berbagai kesialan dan umpatan-umpatan khasnya, Benny mampu menggugah gelak tawa para penontonnya.
Benyamin Tukang Ngibul disutradarai oleh Nawi Ismail. Dalam film ini Benyamin beradu akting dengan Grace Simon, Eddy Gombloh, dan Connie Sutedja.
irsb 69