DARAH DAN DOA (THE LONG MARCH)
Perjalanan Panjang, Demi Cinta & Kedaulatan
Darah dan Doa, sebuah film perang Indonesia yang menggugah. Lahir dari tangan kreatif Usmar Ismail pada tahun 1950. Inilah film yg pertamakali diproduseri dan disutradarai oleh warga negara Indonesia.
Film ini mengisahkan perjalanan prajurit Divisi Siliwangi yang dipimpin oleh Kapten Sudarto (diperankan oleh Del Juzar). Perjalanan mereka dimulai dari Yogyakarta menuju Jawa Barat.
Di tengah masa awal kemerdekaan, ketika Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda, prajurit Siliwangi harus kembali ke pangkalan di Jawa Barat. Dalam perjalanan panjang dan penuh tantangan ini, Kapten Sudarto bertemu dengan seorang wanita Indo bernama Connie, yang berasal dari Bandung.
Keduanya menjadi teman, namun situasi perang memaksa mereka berpisah saat Divisi Siliwangi bergerak menuju barat. Kapten Sudarto memimpin pasukannya, termasuk wanita dan anak-anak, sepanjang lebih dari 200 kilometer. Mereka mengalami kelaparan, penipisan suplai, dan serangan udara Belanda.
Di sepanjang perjalanan, Kapten Sudarto juga bertemu dengan seorang perawat bernama Widya. Cinta tumbuh di antara mereka, meskipun situasi perang yang keras.
Kodam Siliwangi melintasi desa-desa yang telah diserbu oleh pasukan Belanda, dan mereka harus menghadapi berbagai tantangan. Namun, ketika tiba di sebuah desa yang memberikan sambutan hangat, mereka menemukan makanan yang sangat dibutuhkan.
Film Darah dan Doa menggambarkan perjuangan, cinta, dan ketabahan dalam menghadapi masa-masa sulit. Meskipun awalnya mengalami kegagalan komersial, film ini kemudian diakui sebagai salah satu karya penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
Hari syuting pertamanya, 30 Maret, bahkan dirayakan sebagai Hari Film Nasional di Indonesia. Usmar Ismail, dengan visinya yang kuat, telah memberikan warisan berharga bagi perfilman Indonesia.
Film “Darah dan Doa” adalah salah-satu tonggak penting dalam sejarah sineas tanah air. Selamat Hari Film Nasional, 30 Maret 2024.
Red