Sejarah ” I Goesti Ngoerah Ketoet Djelantik “

By aktualid - Sabtu, 15 Juni 2024 | 12:32 WIB | Views

I Goesti Ngoerah Ketoet Djelantik

I Gusti Ketut Jelantik merupakan sosok pahlawan nasional kebanggaan masyarakat Bali. Semasa hidupnya, I Gusti Ketut Jelantik memimpin masyarakat Bali dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Tidak cuma sekali, perlawanan yang dilakukan I Gusti Ketut Jelantik sampai tiga kali. Ketiga perlawanan itu adalah Perang Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang Bali III.

Perang-perang tersebut terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1846-1849.

** Profil I Gusti Ketut Jelantik **

I Gusti Ketut Jelantik lahir pada tahun 1800 di Tukadmungga, Buleleng, Bali Tidak banyak catatan mengenai masa muda I Gusti Ketut Jelantik ini. Namun dalam satu keterangan disebutkan I Gusti Ketut Jelantik saat muda sering berkunjung ke Desa Kalibukbuk. Di desa itu terdapat sebuah kerajaan kecil dengan aktivitas utama masyarakatnya yaitu bertani.

I Gusti Ketut Jelantik bersama keluarga kecilnya tinggal di sana dan bekerja sebagai petani. Produktivitas pertanian I Gusti Ketut Jelantik cukup tinggi, sehingga dia mampu membangun pura yang bernama Pura Bukit Sari. Lambat laun ketokohan I Gusti Ketut Jelantik semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Hingga pada tahun 1828, I Gusti Ketut Jelantik diangkat menjadi Patih Agung Kerajaan Buleleng Bali.

** Perang Bali I **

Memasuki tahun 1841, terjadi kesepakatan antara pemerintah Hindia Belanda dengan kerajaan lokal di Bali. Namun kesepakatan itu ditentang oleh mayoritas masyarakat Bali, termasuk dari Kerajaan Buleleng. Belanda akhirnya mendapat celah untuk menyerang Bali yaitu dengan mempermasalahkan hukum adat Tawan Karang.

Tawan Karang adalah hukum Bali untuk menguasai seluruh kapal yang karam di pesisir Bali. Pertempuran antara masyarakat Bali dengan Belanda baru terjadi pada tahun 1846. Peristiwa itu dikenal dengan nama Perang Bali I yang melibatkan puluhan ribu prajurit. Di pihak Belanda, total ada 1.280 prajurit yang diangkut dengan 23 kapal perang.

Sedangkan dari pihak Bali yaitu Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Karangasem ada lebih dari 10.000 prajurit. Dalam perang ini Belanda dapat menaklukkan ibu kota Singaraja, yang disusul penawaran damai dari pihak Karangasem dan Buleleng.

** Perang Jagaraga **

Perjanjian antara Belanda dengan Kerajaan Buleleng dan Karangasem pun disepakati. Dalam perjanjian itu masyarakat Bali harus segera menyelesaikan segala kewajiban terhadap Hindia Belanda. Hanya saja, umur perjanjian ini tidak lama. Perang kembali meletus yang dikenal dengan Perang Jagaraga atau Perang Bali II. Disebut Perang Jagaraga lantaran I Gusti Ketut Jelantik bersama memusatkan benteng pertahanan di Jagaraga.

Perang Jagaraga terjadi pada tahun 1848. I Gusti Ketut Jelantik saat itu memimpin 16.000 prajurit Bali, termasuk 1.500 orang bersenjata senapan api. Sementara dari pihak Belanda berjumlah 2.400 prajurit yang berasal dari berbagai daerah termasuk koloni Belanda di luar negeri.

Dalam pertempuran ini masyarakat Bali mampu memukul mundur pihak Belanda. Tercatat sebanyak 200 orang prajurit Belanda tewas dan sisanya melarikan diri dengan kapal.

** Perang Bali III **

Kekalahan pada Perang Jagaraga membuat pemimpin militer Belanda mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, Belanda kembali menyusun pasukan untuk menyerang Bali agar tidak kehilangan reputasi. Perang Bali III terjadi pada tahun 1849. Belanda terdiri dari 5.000 prajurit terlatih, 3.000 pelaut, dan 100 kapal.

Sementara masyarakat Bali berjumlah 33.000 prajurit yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik dan Gusti Ngurah Made Karangasem. Belanda yang sudah belajar dalam dua perang sebelumnya menyusun siasat yang berbeda. Mereka memilih memusatkan serangan di Bali Selatan dengan mendarat di Dusun Padang dan menyerang Klungkung.

Selain itu, Belanda juga menjalin koalisi dengan Kerajaan Lombok yang dikenal bermusuhan dengan Buleleng. Dalam Perang Bali III inilah I Gusti Ketut Jelantik dan Raja Buleleng gugur dalam pertempuran. Sementara Penguasa Karangasem memilih untuk melakukan ritual bunuh diri. I Gusti Ketut Jelantik meninggal dunia pada tahun 1849 di Perbukitan Bale Pundak, Gunung Batur, Kintamani, Bali.

Jasa-jasanya melawan Belanda membuatnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 14 September 1993.

Sumber Foto :
Nederlands Fotomuseum
KITLV

Irsb 69

Screenshot_2023-12-04-12-56-32-12_1c337646f29875672b5a61192b9010f9
IMG-20230712-WA0028
IMG-20240508-WA0064
IMG-20240616-WA0115
Nov 20, 2024

DIRAHMATI semakin di serang semakin MELEJIT ” Masyarakat sudah cerdas “

DIRAHMATI semakin di serang semakin MELEJIT ” Masyarakat sudah cerdas…

Nov 20, 2024

Setiap tahun DP Korpri Kabupaten Kuningan melakukan agenda rutinitas audit keuangan UKAN

Setiap tahun DP Korpri Kabupaten Kuningan melakukan agenda rutinitas audit…

Nov 19, 2024

Road Show Pemuda Pancasila ” mendukung Paslon DIRAHMATI merupakan bagian dari ketetapan MPC PP,”

Road Show Pemuda Pancasila ” mendukung Paslon DIRAHMATI merupakan bagian…

Nov 19, 2024

Prustasi ambisi tidak tercapai akhirnya pilih tidak netral ” Salah satu Pejabat teras dukung salah satu Paslon “

Prustasi ambisi tidak tercapai akhirnya pilih tidak netral ” Salah…

Nov 19, 2024

Team Advocat dan Bidang Hukum MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Kuningan akan seret Uha Juhana ke Jalur Hukum

Team Advocat dan Bidang Hukum MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Kuningan…

Nov 18, 2024

Kejaksaan Negeri Kuningan harus bertindak atas pencatutan nama kejaksaan dalam penyegelan sekertariat Korpri

Kejaksaan Negeri Kuningan harus bertindak atas pencatutan nama kejaksaan dalam…

IMG-20240508-WA0072
1714379862927
Polish_20240211_045312529