RATU BUAYA (ENNY BEATRICE)
Film Ratu Buaya (1983) adalah sebuah film aksi, fantasi, dan horor yang memikat dengan kisah epik tentang cinta, kekuatan gaib, dan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.
Disutradarai oleh M. Sharieffudin A. dan diproduksi oleh PT Dipa Jaya Film, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang menggabungkan mitos, magis, dan elemen mistis.
Kisah ini dimulai dengan Linggar (Harry Capri), seorang pria yang berusaha memperoleh ilmu sakti untuk melawan musuh-musuhnya.
Dalam pencariannya, ia bertemu dengan Ratu Buaya (Enny Beatrice), seorang wanita cantik yang memiliki kekuatan gaib luar biasa dan mampu berubah wujud menjadi buaya.
Meskipun berasal dari dunia yang berbeda, cinta tumbuh di antara Linggar dan Ratu Buaya. Namun, cinta mereka diuji oleh serangkaian tantangan yang menakutkan.
Begawan Brata (Deddy Sutomo), seorang pendeta jahat, menginginkan ilmu Ratu Buaya dan menjadi ancaman serius bagi kedamaian mereka.
Sementara itu, Sangkala (Hendri A. H.), seorang bandit kejam, menculik adik Linggar, memaksa pasangan ini untuk menghadapi ancaman yang semakin mendekat.
Konflik mencapai puncaknya ketika ayah Linggar, Santara (Dadang Iskandar), menolak hubungan mereka, menganggap Ratu Buaya sebagai makhluk jahat.
Dalam pertarungan epik antara kekuatan magis, cinta sejati, dan hasrat untuk keadilan, Linggar dan Ratu Buaya berusaha menyatukan hati mereka sambil menghadapi segala rintangan.
Film ini tidak hanya menyajikan kisah yang mendebarkan, tetapi juga menampilkan aksi yang luar biasa dan elemen mistis yang memukau penonton.
Aktor dan aktris terkenal era 1980-an, seperti Enny Beatrice, Deddy Sutomo, Siska Widowati, Harry Capri, dan Yenny Farida, memberikan penampilan yang kuat dan memukau.
Dengan adegan-adegan yang menampilkan buaya-buaya hidup yang dilatih dengan sempurna oleh ahli binatang, Ratu Buaya menjadi salah satu film klasik Indonesia yang tetap diingat oleh penonton hingga hari ini.
Dengan rating klasifikasi 17+ karena adegan kekerasan dan erotis, film ini menawarkan pengalaman sinematik yang tak terlupakan yang merayakan keajaiban sinema Indonesia pada era 1980-an.